Sari, Nisfina Wulan (2022) Analisis ketinggian matahari Islamic Science Research Network (ISRN) dalam penentuan waktu shalat isya’ di Indonesia. Undergraduate thesis, UIN Mataram.

[img] Text
Nisfina Wulan Sari 180204016.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

INDONESIA Penelitian ini mengulas mengenai pemikiran dan metode Islamic Science Research Network (ISRN)-UHAMKA dalam melihat waktu shalat, terutama waktu shalat Isya di Indonesia. ISRN sendiri mengoreksi bahwa masuknya waktu shalat Isya di Indonesia terlalu terlambat yakni tatkala sinar syafaq baru menghilang pada dip -18° (=72 menit setelah Matahari terbenam), padahal sinar syafaq menurut ISRN telah menghilang ketika memasuki dip -11.5°. Pendapat tersebut perlu dianalisa supaya menghasilkan bukti yang komperhensif serta kredibel dan tidak terkesan subjektif. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah konsep syafaq al- ahmar, ketinggian matahari, dan waktu shalat. Untuk mengurai hasil analisa maka penelitian ini memggunakan metode kualitatif dengan pendekatan library research. Adapun hasil analisa mengenai ketinggian matahari ISRN dalam penentuan waktu shalat Isya’ di Indonesia berdasarkan tinjuan astronomi, fiqih dan alat yang digunakan seperti Sky Quality Meter (SQM) dan All Sky Camera pada dasarnya tidak memiliki perbedaan kontras dengan metode dan alat yang diaplikasikan oleh lembaga riset seperti Kementrian Agama Indonesia, hanya saja ISRN lebih prefer ke pengembangan model algoritma berdasarkan hasil observasi yang dominan dilaksanakan di wilayah Depok, dengan beberapa daerah tambahan seperti Medan dan Sumatra Utara. Hal demikian kemudian ditanggapi oleh kementrian agama yang direpresentasikan oleh Prof. Thomas Jamaluddin, bahwa pendapat ISRN tidak dapat dibenarkan dan cenderung matematis, padahal sinar Syafaq pada dip-11.5° secara fisis masih tampak. Kemudian dari segi daerah observasi atau pengamatan yang hasilnya secara kuantitas lebih banyak dihimpun di wilayah Depok tidak layak dinyatakan validitasnya, disebabkan wilayah jawa secara umum terutama Jakarta dan sekitarnya mengalami tingkat polusi udara cahaya yang sangat kronis. Oleh sebab itulah pemikiran ISRN secara umum belum cukup kuat untuk dijadikan rujukan dalam penentuan waktu shalat Isya. terdapatnya perbedaan pendapat terutama dalam penentuan waktu shalat, setidaknya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para akademisi, ilmuan atau penstudi ilmu falak dalam perhitungan (hisab) waktu shalat, mengingat logika yang diaplikasikan menjadi dasar ISRN dalam mengambil kesimpulan pada penentuan waktu shalat isya bersifat temporal, dan penuh dengan keterbatasan, untuk waktu bahkan lokasi pengamatan. Artinya tidak diambil mentah-mentah, harus melalui seleksi kontemplasi ilmiah, dan tentunya selama masih menjadi polemik, hasil tersebut masih belum dapat dibenarkan, dan untuk umat muslim Indonesia masih harus senantiasa berpedoman oleh ketetapan yang ditentukan oleh Kemetrian Agama RI selaku lembaga berwewenang.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: isrn; waktu isya; syafaq al-ahmar; ketinggian matahari
Subjects: 02 PHYSICAL SCIENCES > 0201 Astronomical and Space Sciences > 020111 Islamic Astronomy (Falak) > 02011102 Prayer (Shalat) Times
02 PHYSICAL SCIENCES > 0201 Astronomical and Space Sciences > 020199 Astronomical and Space Sciences not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah > Jurusan Ilmu Falaq
Depositing User: Yunita Lestari S.Adm, M.Sos
Date Deposited: 04 Jan 2023 02:59
Last Modified: 04 Jan 2023 02:59
URI: http://etheses.uinmataram.ac.id/id/eprint/3590

Actions (login required)

View Item View Item