Nisa, Khairun (2020) Studi komperatif penafsiran At-Thobari dan M. Qurasih Shihab tentang Tabarruj dalam Q.s Al-Ahdzab ayat 33. Undergraduate thesis, UIN Mataram.

[img] Text
Khairun Nisa 160206002.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

INDONESIA Setiap manusia yang memiliki akal sehat dan sempurna selalu ingin berpenampilan baik, baik itu secara Islami maupun secara norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Namun, karena potensi yang dimiliki manusia sangat lemah, dan cenderung membelok kejalan yang salah, maka manusia membutuhkan agama yang benar untuk menguatkan fitrah yang telah dimilikinya. Dalam al-Qur’an terkandung berbagai aturan atau ajaran yang mencakup segala dimensi serta aspek kehidupan bagi manusia, agar dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Salah satu ajaran dan aturan yang terdapat dalam agama adalah tentang cara berpakaian atau memakai perhiasan atau juga disebut dengan tabarruj. Ajaran ini dimaksudkan untuk menggugah timbulnya kesadaran yang berdasarkan keimanan untuk menutup aurat.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penafsiran Imam at-Thobari dan Quraish Shihab tenang tabarruj. Penelitian ini bersifat library research (penelitian kepustakaan). Adapun sumber data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaiu kitab tafsir al-Misbah dan kitab tafsir Jami’ al-Bayan fii Ta’wil al-Qur’an. Maka dengan digunakan sebagai kitab primer tersebut dapat diharapkan penelitian ini dapat terselesaikan secara fokus dan mendalam. Hasil penelitian membuktikan bahwa perbedaan penafsiran antara Imam at-Thobari dengan Quraish Shihab adalah Menurut Imam at-Thobari dalam menafsirkan larangan tabarru>j ia menguatkan pendapatnya sendiri dengan menggunakan riwayat menurut pilihan yang ia anggap paling benar diantara qaul-qaul lain. Ia menafsirkan bahwa tabarru>j jahiliyah al-u>la adalah larangan kepada istri nabi SAW, dan boleh jadi tabarru>j jahiliyah al-u>la tersebut diantara zaman nabi Adam A.S dan nabi Isa A.S, maka maknanya ialah masa sebelum islam. Quraish Shihab memberi penafsiran bahwa yang dimaksud tabarruj adalah larangan menampakkan “perhiasan” dalam pengertiannya yang umum yang biasanya tidak dinampakkan oleh wanita baik-baik, atau memakai sesuatu yang tidak wajar di pakai. Seperti berdandan secara berlebihan, atau berjalan dengan berlenggak-lenggok dan sebagainya. Berarti makna tabarruj adalah perilaku yang ditampilkan seorang perempuan yang menampakkan perhiasannya dengan maksud menarik syahwat laki-laki. Larangan tabarruj dalam ayat tersebut diperintahkan kepada para istri-istri Nabi, namun perintah dalam ayat itu tidak hanya berlaku bagi istri-istri Nabi saja, melainkan juga berlaku bagi semua muslimah di semua tempat dan di semua masa karena pesan moralnya yang universal.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: tabarruj; komperatif; surah al-ahzab
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040301 Al-Quran, Tafsir and related science
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Yunita Lestari S.Adm, M.Sos
Date Deposited: 04 Jan 2024 01:39
Last Modified: 04 Jan 2024 01:39
URI: http://etheses.uinmataram.ac.id/id/eprint/5194

Actions (login required)

View Item View Item