Riziq Zhapran, Muhammad (2023) Makna Ash-Shulhu Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Semantik). Undergraduate thesis, UIN Mataram.

[img] Text
Muhammad Riziq Zhapran 160206014.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

INDONESIA Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan akademik peneliti terhadap pemahaman orang tentang makna kata ash-Shulhu yang kurang luas dan hanya terbatas pada makna perdamaian karena kurangnya wawasan keilmuan dalam ilmu kebahasaan seperti kajian semantik. Dengan pemahaman yang luas terhadap kata ash-Shulhu dan derivasinya di dalam al-Qur’an, kita dapat memahami esensi perdamaian dari kata ash-Shulhu yang di gunakan dalam al-Qur’an sehingga dapat kita realisasikan bersama dalam kehidupan. Berangkat dari kegelisahan akademik tersebut, peneliti mengkaji kata ash-Shulhu dengan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Dalam pendekatan ini terdapat tiga fokus utama yang menjadi fokus kajiannya. Pertama, mengkaji makna dasar dan makna relasional dari kata kunci yang dikaji. Kedua, mengkaji makna sinkronik dan diakronik kata kunci yang dikaji yang meliputi tiga kurun waktu yakni pasca al-Qur’an, pewahyuan al-Qur’an, dan pasca pewahyuan al-Qur’an. Ketiga, pandangan dunia al-Qur’an terhadap kata ash-Shulhu (weltanschauung). Penelitian ini termasuk penelitian library research dengan sumber primer al-Qur’an dan terjemahannya. Sedangkan sumber sekundernya adalah lisānul arab, fathurrahmān, maqāyis lughah, gharib fi al-Qur’an, dan kamus-kamus al-Qur’an lainnya. Demikian juga kitab-kitab tafsir, buku- buku, jurnal, skripsi, artikel-artikel, juga dijadikan sebagai sumber sekunder. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut kesimpulan yang peneliti dapatkan: 1) Kata ash-Shulhu memiliki 153 derivasi di dalam al-Qur’an. Kata ash-Shulhu sendiri hanya disebutkan satu kali di dalam al-Qur’an. 2) Makna dasar kata ash-Shulhu adalah memperbaiki. Sedangkan makna relasionalnya berdasarkan analisis sintagmatik adalah bergantung pada subyek dan obyeknya yaitu Allah memperbaiki keadaan, memperbaiki hubungan atau mendamaikan, dan memperbaiki diri sendiri. Berdasarkan analisis paradigmatik, kata ash-Shulhu bersifat interaktif dan perbaikannya dilakukan setelah terjadinya kerusakan. 3) Sebelum al-Qur’an turun, derivasi kata ash-Shulhu""digunakan untuk menyebutkan sesuatu itu baik, sementara ketika al- Qur’an turun makna itu berkembang menjadi orang saleh dan memperbaiki, dan setelah al-Qur’an turun tepatnya di era modern sekarang makna kata ash-Shulhu dimaknai dengan suasana yang damai tanpa ada esensi perbaikan yang dilakukan untuk mencapai suasana damai tersebut.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: ash-Shulhu, Semantik, al-Qur’an, Toshihiko Izutsu."
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040301 Al-Quran, Tafsir and related science
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040304 Fiqh, Ushul Fiqh, Islamic Jurisprudence, and related science
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040305 Akhlaq, Tasawuf, and related science
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: H Nabil udin
Date Deposited: 28 Aug 2023 03:22
Last Modified: 28 Aug 2023 03:22
URI: http://etheses.uinmataram.ac.id/id/eprint/4678

Actions (login required)

View Item View Item