Wahyu Lutpi, Muhammad (2022) Makna Qalbun Salīm dalam Al-Qur’an surah Asy-Syu’arā’ayat 89 dan Surah Ash-Shaffāt Ayat 84 (Analisis Muqaran Tafsir Al-Azhar dan Al-Mishbāh). Undergraduate thesis, UIN Mataram.

[img] Text
Muhammad Wahyu Lutpi_180601013.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (3MB)

Abstract

INDONESIA Hati dalam bahasa arab ialah qalb merupakan masdar dari qalaba- yuqallibu yang berarti membalilkkan, memalingkan. qalb memiliki potensi yang bisa membawa seseorang kepada kebaikan atau keburukan. Oleh karenanya setiap orang dituntut untuk pandai dalam memusatkan hatinya kepada kebaikan. Oleh karenanya tak bisa disanggah bahwasanya unsur paling penting dalam jasad manusia adalah hati. Keduduk hati bagaikan raja bagi rakyatnya, ia sebagai penentu keputusan segala gerak gerik dan ucapan yang hendak dikendalikan oleh hati. Maka posisi hati amatlah penting, seperti yang telah disabdakan Nabi saw., jika ia baik maka baik pula yang ditimbulkan dan jika ia buruk maka buruk pula yang akan ditimbulkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui makna qalbun salīm dalam al-Qur’an dengan membandingkan pemikiran para mufassir. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan metode muqaran (perbandingan). Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan buku-buku atau literatur-literatur dengan tema yang terkait, kemudian melacak tentang penafsiran ayat atau tema tersebut dan mengelola data dari hasil data tersebut. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif- komparatif kemudian menyimpulkan hasil dari perbandingannya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan data menunjukkan setiap ulama’ berbeda-beda pendapat dalam memaknai qalbun salīm. Berbagai penafsiran bisa dijumpai dari kitab tafsir klasik sampai kontemporer. Dari hal tersebut, peneliti menitik beratkan pembahasan pada pemikiran mufasir kontemporer Indonesia terkait qalbun salīm yaitu Buya Hamka dalam karyanya tafsir al-Azhar dan Muhammad Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbāh yang telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Keduanya mendasari penafsirannya pada fakta sosial masyarakat terkini yang erat kaitannya dengan kultur masyarakat di Indonesia, namun masing-masing memiliki gaya/khas penafsirannya tersendiri. Makna qalbun salīm dapat dipahami dari penafsiran keduanya menyiratkan akan pentingnya berpegang teguh pada ketauhidan, meskipun disampaikan dengan redaksi yang berbeda-beda. seseorang yang melandaskan""hatinya kepada tauhid akan nampak pada akhlak/perilaku seseorang. Orang yang benar-benar hatinya selamat akan senantiasa mengingat Allah swt., mendatangkan ketentraman dan kedamaian bagi jiwanya, karena terhindar dari sifat-sifat yang buruk. Hal tersebutlah yang bisa mengantarkan pemiliknya berjumpa dengan Allah dalam keadaan selamat di akhirat kelak.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: qalbun Salīm; Tafsir al-Azhar; Tafsir al-Mishbāh."
Subjects: 13 EDUCATION > 1302 Curriculum and Pedagogy > 130211 Religion Curriculum and Pedagogy
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040301 Al-Quran, Tafsir and related science
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040304 Fiqh, Ushul Fiqh, Islamic Jurisprudence, and related science
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama > Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: H Nabil udin
Date Deposited: 06 Jun 2023 01:24
Last Modified: 06 Jun 2023 01:24
URI: http://etheses.uinmataram.ac.id/id/eprint/4342

Actions (login required)

View Item View Item